Selasa, 16 Juni 2009

KENAPA TEMBAGA DAN EMAS BERWARNA KUNING ??

Jika disebutkan tentang logam maka umumnya orang akan memikirkan logam emas, tembaga dan perak. Emas merupakan unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au bahasa Latin: ‘aurum’ dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, dan berat. Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius. Sedangkan tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu bahasa Latin ‘Cuprum’dengan nomor atom 29. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik.Selain itu unsur ini memiliki korosi yang lambat sekali. Sedangkan perak adalah Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ag bahasa Latin ‘Argentum’ dengan nomor atom 47. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas.

Emas, tembaga dan perak memiliki warna yang khas. Dimana umumnya warna yang muncul dari ketiga logam tersebut dinamai serupa dengan namanya. Misalnya warna kuning mengkilap yang berasal dari emas dinamai kuning emas, seperti halnya emas begitupun pada tembaga dan perak. Warna tembaga dinamai merah tembaga dan perak dinamai putih perak. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa logam-lofgam tersebut kemudian memancarkan warna ? Apa yang menyebabkan hal itu?

Warna merupakan Panjang gelombang yang berbeda-beda kemudian diinterpretasikan oleh otak manusia. Ragam warna yang umumnya dikenal adalah rangkaian warna berikut merah, jingga, kuning, hijau, nila, ungu. Merah adalah panjang gelombang terpanjang dengan frekuensi paling rendah hingga ke ungu dengan panjang gelombang terpendek dengan frekuensi paling tinggi. Berikut disajikan table warna dengan panjang gelombangnya.

Warna

Panjang Gelombang

Merah

630 – 700 nm

Jingga

590 – 630 nm

Kuning

570 – 590 nm

Hijau

500 – 570 nm

Biru

450 – 500 nm

Ungu

400 – 450 nm

Rangkaian warna ini kemudian sering dijadikan patokan munculnya warna lain dari berbagai paduan warna yang ada. Sehingga muncul warna yang terbentuk dari campuran warna primer yaitu merah, biru, dan kuning maupun warna sekunder (hasil pencampuran warna primer) dengan komposisi tertentu akan menghasilkan warna baru. Contoh, pencampuran 100% biru, 100% kuning menghasilkan warna hijau yang memiliki panjang gelombang yang berbeda dengan warna pembentuknya yaitu biru dan kuning. Sebuah warna yang kita intrepretasikan sesungguhnya hanya memiliki satu panjang gelombang tertentu saja. Adapun maksud penulisan panjang gelombang pada table menggunakan rentang adalah untuk memperjelas adanya variasi warna, jadi panjang gelombang yang dimiliki warna biru muda, biru tua, biru langit, maupan biru laut adalah berbeda namun berada pada rentang warna biru pada table. Hal inilah yang kiranya dapat mendasari alas an warna khas yang muncul dari setiap logam baik emas, tembaga, dan perak. Warna kuning yang muncul dari emas berbeda dengan kuning pada umumnya karena terbentuk dalam komposisi warna yang berbeda sehingga memiliki panjang gelombang yang berbeda pula dan menghasilkan intrepretasi warna yang berbeda pada otak manusia. Selain itu dilihat dari sudut pandang kedudukan logam emas, tembaga dan perak sebagai unsure kimia diuraikan sebagai berikut. Susunan elektron pada logam-logam tersebut berkaitan dengan sifat warna yang dipanacarkan baik kuning emas, merah tembaga dan putih perak. Karena warna logam terbentuk berdasarkan transisi elektron di antara ikatan-ikatan energinya. Kemampuan menyerap cahaya pada panjang gelombang untuk menghasilkan warna emas yang khas terjadi karena transisi ikatan d yang melepaskan posisi di ikatan konduksi. Adapun Jika orbital dari sebuah kompleks (senyawa koordinasi) berpisah menjadi dua kelompok, maka ketika molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektronyang berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital d yang berenergi lebih rendah ke orbital d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaan atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Karena hanya panjang gelombang tertentu yang dapat diserap yaitu panjang gelombang yang memiliki energi sama dengan energi tereksitasi. Maka senyawa tersebut akan memancarkan warna komplementer.

Adapun konfigurasi elektron dari tiap logam tersebut adalah, Emas [Xe] 4f14 5d10 6s1 ,Tembaga [Ar] 3d10 4s1, Perak [Kr] 4d10 5s1. berikut gambar dari logam-logam tersebut.

Emas

Emas

Tembaga

Tembaga

Perak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar